Minggu, 27 Oktober 2013

KETIKA ALLAH PINJAM HARTA KITA


(Kisah Inspiratif -186)

Paling gak enak memang, kalo kita sedang ada saudara atau orang lain meminta PINJAMAN alias NGUTANG sama kita. karena pinjaman disini seringkali identik dengan MINTA UANG secara halus, boro-boro mau bayar, sekedar minta maaf belum bisa bayar saja gak terucap.

Ya kalo pinjam buat bisnis, bisnisnya jelas prospektif menguntungkan dan dia sendiri kompeten dan rajin bekerja sih masih mendingan, dia berhasil kitanya puas walau pinjamannya gak dikasih lebih tapi uang kita masih selamat kembali.

Nah yang sering terjadi adalah kita seringkali tergiur dengan orang yang menawarkan bagi hasil atau bunga yang sangat-sangat fantastis, dan kadang gak masuk akal agar kita mau meminjamkan uang kita kepadanya dengan bahasa yang cukup menarik INVESTASI, padahal intinya juga sama mau NGUTANG bahkan kadang mau MENJEBAK dan MEMERAS kita. tapi yang seperti ini begitu banyak diminati orang bahkan ribuan orang jadi korban dan gak berani lapor karena malu, sudah terlanjur ngomong sama banyak orang bahwa sebentar lagi dia akan kaya raya tanpa harus bekerja, he he he, mimpi kalie ye.

Nah yang lebih aneh itu kalo Allah yang MEMINTA PINJAMAN sama kita itu Allah yang MAHA KAYA, kebanyakan kita langsung SINIS, padahal Allah gak mungkin ingkar janji, Allah malah menjanjikan bagi hasil yang sangat luar bisa 10% sampai 700% bahkan harta kita juga akan menjadi JURU SELAMAT nanti di AKHIRAT. Nah yang seperti ini kita kadang masih BELUM YAKIN, menganggap GAK RIIL alias MUSTAHIL.

ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH DAN WAKAF KITA ITULAH PINJAMAN UNTUK ALLAH SWT, terus apa sih yang sebenarnya terjadi ketika kita memberikan Pinjaman kepada Allah SWT, inilah kisah nyata yang akan mengilustrasikannya
-------------
Suatu hari setelah pulang dari rumah Rasulullah, Ali melihat Fatimah sedang berdiri di teras rumah.

“Hai isteriku, apakah ada makanan hari ini untuk suamimu?” tanya Ali.

“Demi Allah, aku tak memiliki apa-apa kecuali uang enam dirham, hasil upah memintal bulu-bulu domba milik Salman al-Farisi. Dan aku berencana ingin membelikan makanan untuk Hasan dan Husain.”

“Biar aku saja yang membelikannya. Berikan uangnya kepadaku!”

Fatimah pun memberikan uang tersebut.

Ali pun bergegas pergi membeli makanan untuk kedua anaknya. Di tengah jalan, ia ketemu dengan seorang laki-laki yang berkata, “Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih dan Yang Selalu Menepati Janji.”

Ali pun memberikan uang enam dirham tersebut kepadanya. Kemudian pulang ke rumahnya dengan tangan kosong. Fatimah yang melihat Ali pulang dengan tangan hampa langsung menangis.

“Mengapa kamu menangis?”

“Kenapa kamu pulang tanpa membawa sesuatu? Ke mana uang yang enam dirham tadi?”

“Isteriku yang mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah.”

Mendengar jawaban Ali, Fatimah berhenti menangis dan gembira. “Sungguh! Aku mendukung tindakannmu!”

Lalu Ali pun keluar rumah karena ingin bertemu Rasulullah SAW. Di tengah jalan, ia disapa seorang laki-laki, “Hai Abu Hasan, maukah kau beli untaku?”

“Aku tak punya uang,” kata Ali

“Bayarnya belakangan saja.”

“Berapa?”

“Seratus dirham.”

“Baik. Kalau begitu aku beli.”

Setelah diberikan untanya kepada Ali, dan Ali pun ingin kembali pulang meletakkan untanya di sekitar ruamhnya. Di tengah perjalanan, ia disapa seorang laki-laki.

“Hai Abu Hasan, apakah unta tersebut akan kau jual?”

“Ya.”

“Berapa?”

“Tiga ratus dirham.”

“Ya, aku beli.”

Lalu orang tersebut membayarnya dengan kontan 300 dirham dan mengambil unta tersebut.

Ali pun bergegas pulang ke rumahnya. Fatima tersenyum melihat wajah Ali yang sumringah.

“Kelihatan begitu gembira, apa yang terjadi, suamiku?”

“Isteriku yang mulia, kubeli unta dengan bayar tempo seharga 100 dirham. Lalu kujual lagi 300 dirham dengan kontan.”

“Lalu Aku setuju.”

Setelah berdialog di rumahnya, Ali pamit kepada Fatimah mau menemui Rasulullah SAW di mesjid. Ketika masuk masjid, Nabi SAW tersenyum melihatnya.
Tanpa di tanya lagi Baginda Nabi Langsung bertanya kpd saidina Ali:
“Hai Abu Hasan! Apakah kau yang lebih dahulu cerita ataukah aku terlebih dahulu?”

“Anda saja yang cerita, ya Rasul,” jawab Ali.

“Tahukah kamu siapa yang menjual unta kepadamu dan siapa yang membelinya kembali?”

“Tidak. Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

“Berbahagialah Ali. Kamu telah meminjamkan 6(enam) dirham kepada Allah. Dan Allah memberimu 300 dirham. Tiap satu dirham mendapat ganti 50 dirham. Yang pertama datang kepadamu adalah Jibril dan yang terakhir datang adalah Mikail.”

Subhanallah.....

Semoga artikel KETIKA ALLAH PINJAM HARTA KITA bermanfaat bagi Anda.

Posting Komentar

AVairst - All Right Reserved.Powered By Blogger
Theme Designed Kumpulan artikel Menarik